Volatilitas Kripto Adalah
Volatilitas dalam Investasi: Memahami Apa Itu Volatilitas dan Dampaknya Terhadap Investasi
February 13, 2024 5 min read
Dalam investasi yang dinamis, volatilitas adalah sebuah konsep penting yang harus dipahami oleh investor terkait bagaimana rollercoaster atau fluktuasi dalam investasi. Oleh sebab itu, untuk menghadapi lingkungan yan dinamis ini investor perlu paham dengan baik tentang apa itu volatilitas dan bagaimana cara menghadapi volatilitas dalam proses investasi.
Volatilitas bisa digambarkan sebagai badai yang melanda lautan, merepresentasikan fluktuasi harga aset yang dapat naik dan turun secara drastis dalam waktu singkat. Fenomena ini dapat menjadi sumber kekhawatiran bagi investor, namun di sisi lain dapat membuka peluang baru bagi investor yang paham dengan baik terkait volatility sebuah instrumen investasi. Karena itu, mari kita bahas secara lebih detail terkait fenomena satu ini.
Volatilitas adalah fenomena yang merujuk pada tingkat fluktuasi harga aset dalam suatu periode waktu. Volatilitas dalam konteks investasi menjelaskan tentang seberapa tidak stabil atau volatile harga suatu instrumen investasi. Volatilitas dalam investasi sering kali diukur dengan standar deviasi dari return aset, dimana emakin tinggi standar deviasi tersebut, semakin besar tingkat volatilitas aset tersebut dan sebaliknya.
Secara statistik, volatilitas adalah ukuran dari variasi harga atau nilai suatu aset dalam jangka waktu tertentu. Volatilitas menggambarkan sejauh mana perubahan harga dapat terjadi dalam periode waktu tersebut. Dengan memahami konsep volatilitas, para investor dapat mengidentifikasi tingkat risiko yang terkait dengan investasi mereka dan mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengelolanya.
Mengapa aset kripto menunjukkan tingkat volatilitas yang tinggi?
Perbedaan Volatilitas dan Fluktuasi
Volatilitas dan fluktuasi adalah dua istilah yang sering digunakan dalam investasi. Namun, terdapat perbedaan antara kedua istilah tersebut. Volatilitas mengacu pada tingkat fluktuasi harga aset dalam periode waktu tertentu, sedangkan fluktuasi mengacu pada perubahan harga aset tanpa memperhatikan tingkat perubahannya.
Mengapa Volatilitas Mata Uang Kripto Itu Penting?
Volatilitas di pasar kripto dapat menimbulkan risiko sekaligus peluang.
Di satu sisi, volatilitas dapat menghasilkan keuntungan besar jika transaksi dilakukan pada waktu yang tepat. Di dunia kripto, pengguna menyebutnya “buy the dip” (beli saat harga turun) dan “take profit” (ambil untung) — dengan kata lain, karena volatilitas menyertai pasar kripto, seseorang dapat menunggu harga turun untuk membeli dan sering kali menjual cepat-cepat dengan harga tinggi.
Di sisi lain, volatilitas dapat menimbulkan kerugian besar jika tidak dikelola dengan baik. Dengan kata lain, menjual dengan harga rendah dan membeli dengan harga tinggi.
Intinya, volatilitas adalah fitur penting di pasar mata uang kripto yang tidak boleh diabaikan. Dengan memahami volatilitas, trader dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mengamati gejolak pasar.
Pelajari psikologi trading dan pengaruhnya terhadap perilaku pembelian.
Mungkinkah menurunkan volatilitas di sektor mata uang kripto?
Bagi banyak investor, daya tarik mata uang kripto terletak pada volatilitasnya, yang memberikan peluang keuntungan tinggi. Hal ini terutama berlaku bahkan ketika volatilitas mata uang kripto utama seperti Bitcoin menunjukkan tanda-tanda penurunan; mereka masih mengalami perubahan yang signifikan, seperti persentase pergerakan dua digit dalam satu minggu, yang dapat bermanfaat untuk strategi seperti "membeli saat harga turun".
Di sisi lain, investor dengan toleransi risiko yang lebih rendah memiliki akses terhadap strategi yang dirancang untuk memitigasi dampak buruk dari volatilitas ini. Salah satu strategi tersebut adalah dollar-cost averaging, yang melibatkan investasi rutin dalam jumlah tetap dari waktu ke waktu, sehingga memperlancar dampak fluktuasi harga. Pendekatan ini sangat cocok bagi investor jangka panjang yang kurang peduli dengan pergerakan pasar jangka pendek dan lebih fokus pada potensi apresiasi aset mereka dalam jangka panjang.
Selain itu, pasar mata uang kripto telah berevolusi dengan menyertakan opsi volatilitas rendah yang dirancang khusus yang dikenal sebagai stablecoin. Contohnya termasuk USD Coin dan Tether , yang dipatok pada aset cadangan yang stabil seperti dolar AS atau emas. Stablecoin ini menawarkan alternatif bagi mereka yang ingin terlibat dengan mata uang digital sambil menghindari fluktuasi harga ekstrem yang biasa terjadi pada mata uang kripto tradisional.
Harap diperhatikan bahwa Plisio juga menawarkan kepada Anda:
Buat Faktur Kripto dalam 2 Klik and Terima Donasi Kripto
6 perpustakaan untuk bahasa pemrograman paling populer
19 cryptocurrency dan 12 blockchain
Mata uang kripto telah merevolusi lanskap keuangan dengan sifat digitalnya yang terdesentralisasi. Namun, mata uang ini juga memiliki karakteristik yang biasanya lebih memengaruhinya dibandingkan mata uang fiat — volatilitas.
Dalam panduan komprehensif ini, kita akan mempelajari apa yang dimaksud dengan volatilitas di pasar mata uang kripto, mengapa perlu memahaminya, dan beberapa faktor yang memengaruhi volatilitas kripto.
Mengapa Volatilitas Penting?
Volatilitas adalah faktor penting yang memerlukan perhatian dalam investasi karena beberapa alasan. Pertama, tingkat volatilitas adalah salah satu indikator yang menunjukkan tingkat risiko dari sebuah instrumen investasi. Volatilitas tinggi menandakan kemungkinan fluktuasi harga yang besar dalam jangka waktu singkat, sehingga investor harus dapat bersiap dengan risiko ini.
Kedua, volatilitas memengaruhi strategi investasi karena toleransi risiko yang berbeda cenderung memiliki pendekatan yang berbeda terhadap aset dengan tingkat volatilitas yang berbeda pula. Mereka yang agresif mungkin lebih tertarik pada aset dengan volatilitas tinggi karena potensi keuntungan yang lebih besar, sementara investor konservatif mungkin lebih memilih aset dengan volatilitas rendah untuk mengurangi risiko.
Terakhir, volatilitas juga membawa peluang bagi investor yang mampu menganalisis dan memanfaatkannya dengan bijak. Sebagai contoh, mereka dapat membeli aset ketika harga turun karena volatilitas tinggi dan menjualnya ketika harga naik, menciptakan potensi keuntungan yang signifikan. Oleh karena itu, memahami dan mengelola volatilitas adalah langkah penting dalam merencanakan strategi investasi yang sukses.
Beberapa Contoh Gejolak Pasar Kripto yang Signifikan
Sepanjang sejarahnya, pasar mata uang kripto pernah mengalami beberapa kali volatilitas yang penuh gejolak:
Salah satu contohnya adalah reli Bitcoin pada akhir 2017. Dalam beberapa minggu, harga Bitcoin sempat meroket dari sekitar US$6.000 menjadi hampir US$20.000, sebelum turun lagi pada bulan-bulan berikutnya. Peristiwa ini tidak hanya menyedot perhatian media, tetapi juga membuat banyak trader yang kalang kabut menyadari pentingnya memahami volatilitas.
Perkembangan Regulasi
Perkembangan regulasi juga memengaruhi volatilitas mata uang kripto. Regulasi pemerintah atau perubahan kebijakan dapat memengaruhi cara menggunakan dan memandang mata uang kripto sehingga meningkatkan volatilitas. Contoh terbaru adalah persetujuan bursa spot reksa dana (ETF) Bitcoin di AS, yang menyebabkan masuknya aliran dana miliaran dolar AS ke reksa dana tersebut sehingga terjadi volatilitas harga.
Begitu pula, kemajuan teknologi dan inovasi dalam dunia kripto dapat memicu gejolak pasar akibat reaksi trader terhadap berbagai kemungkinan baru.
Bagaimana volatilitas diukur?
Ketika membahas pengukuran volatilitas di pasar keuangan, referensi yang umum adalah “ volatilitas historis ”. Ini adalah metrik yang diperoleh dari analisis pergerakan harga selama periode tertentu, seringkali sekitar 30 hari atau satu tahun, yang memberikan wawasan tentang kinerja suatu aset secara historis. Dalam konteks Bitcoin, hal ini melibatkan mempelajari perubahan harga dalam jangka waktu yang sama, sering kali sekitar satu bulan, untuk mengukur volatilitas masa lalu.
Sebaliknya, " volatilitas tersirat " berfokus pada perkiraan pergerakan harga di masa depan. Meskipun memprediksi masa depan pada dasarnya tidak pasti, volatilitas yang tersirat merupakan konsep penting dalam pemodelan keuangan. Ini menjadi dasar bagi alat seperti Indeks Volatilitas Cboe (sering disebut " indeks ketakutan "), yang berupaya memproyeksikan volatilitas pasar saham selama 30 hari mendatang.
Untuk mengukur volatilitas, ada beberapa pendekatan. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode beta, yang membandingkan volatilitas suatu saham atau aset, seperti Bitcoin, terhadap indeks pasar yang lebih luas, seperti S&P 500 . Hal ini membantu investor memahami bagaimana suatu aset berperilaku sehubungan dengan tren pasar secara umum.
Metode lainnya adalah dengan menghitung deviasi standar suatu aset, yang mengukur sejauh mana harga aset tersebut menyimpang dari rata-rata historisnya. Pendekatan statistik ini memberikan pandangan yang lebih beragam mengenai fluktuasi harga suatu aset, sehingga menawarkan pemahaman yang lebih baik kepada investor tentang pola volatilitasnya.
Menggabungkan metode-metode ini, terutama dalam lanskap mata uang kripto yang bergejolak seperti Bitcoin, membantu investor dan analis lebih memahami dan mempersiapkan potensi pergerakan pasar, sehingga meningkatkan strategi investasi mereka.
Pergunakan standar deviasi untuk membandingkan volatilitas ekuitas
Para investor dapat menggunakan data standar deviasi untuk mengukur volatilitas pasar ekuitas. Standar deviasi adalah sebuah pengukuran terhadap profil risiko suatu aset. Semakin rendah angkanya maka akan dianggap lebih baik, karena hal tersebut mengindikasikan bahwa aset tersebut menunjukkan lebih sedikit volatilitas dengan pergerakan yang lebih stabil, yang berarti memiliki risiko investasi yang lebih rendah. Serta begitu pula sebaliknya.
Return dan standar deviasi – menilai lima sampel indeks ekuitas
Indikator volatilitas: standar deviasi tahunan
Kami telah membandingkan data volatilitas dan return dari lima sampel indeks ekuitas dalam rentang waktu 5, 10, dan 15 tahun2. Temuan kami adalah sebagai berikut:
Data di atas memperlihatkan bahwa bahkan di antara indeks saham terdapat perbedaan standar deviasi dan return yang signifikan. Karenanya, diversifikasi tetaplah krusial dalam pengelolaan volatilitas. Saat ini, para pekerja di Hong Kong mengalokasikan hampir 60% investasinya pada aset lokal3, dengan ekuitas Hong Kong mencakup 58% dari keseluruhan porsi tersebut. Meskipun pendekatan ini sesuai dengan prinsip investasi “jangan membeli kucing di dalam karung”, konsentrasi yang berlebihan kepada aset yang volatil dapat berujung pada fluktuasi nilai portofolio yang substansial, terutama di tengah terjadinya volatilitas pasar.