Alamat Presiden Jokowi Agar Surat Sampai
Berita ini telah dibaca sebanyak: 56,297
Jakarta, fakta.co – Judi togel online semakin menggila dan dampak negatif begitu dirasakan masyarakat.
Banyak sudah korban berjatuhan. Bahkan ada yang nekad bunuh diri, tak sedikit bercerai akibat judi online.
Terlebih banyak yang melakukan kejahatan akibat terjerebab di judi online. Memperhatikan dampak negatif, salah satu warga Jakarta berinisiatif menyurati Presiden Jokowi, Kapolri, dan Menko Polhukam RI.
AM inisial nama yang mengirim surat terbuka itu sudah sangat gerah dengan semakin marak dan terbuka judi online.
Berikut surat terbuka AM kepada Presiden Jokowi :
Kepada Yth Bapak Presiden Republik indonesia dan Bapak Kapolri Beserta Bapak Menko PolhukamDengan ini saya masyarakat indonesia melaporkan dan meminta kepada bapak agar ditindak, situs perjudian online yang semakin marak dan yang banyak di bekingkan oleh orang besar. Ini situsnya www.togelon.com. Dan ini rekening2 untuk penampungan uangnya:
SYANIA PUTRI ARTICA 3120884912 BCARANI DARMASARI 5411379834 BCAMILA KARMILA 6760616280 BCAEKO ESA JULIANDA 0420772513 BCADYDDAN MUNGGAR UNGGARA 2790299836ADE SUANDI 6850341395NENG INE YULIANA 7621459051
Kami berharap situs ini bisa terungkap dan bisa ditutup, banyak masyarakat terpuruk akibat situs ini.Terutama yg paling marak perjudian togel macau 4D dan 5D yg di siarkan live di youtube dgn situs www.Live macau 4D.com dan www.live macau 5D.comUntuk putaran macau 4D Live di youtube
Judi Perjudian online togel macau ini sudah sangat bebas secara massal.(ono)
TEMPO.CO, Jakarta - Wacana pemberian bantuan sosial atau bansos untuk pelaku judi online menuai polemik di masyarakat. Banyak pihak melihat hal itu sangat merugikan masyarakat miskin yang tidak terlibat taruhan daring tersebut karena hak mereka bisa terpotong.
Direktur Ekonomi Digital di Center of Economic and Law Studies atau Celios, Nailul Huda menyebut penjudi online tak layak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah. Alasannya, menurut Nailul, secara hukum, judi merupakan kegiatan yang dilarang oleh negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika pelaku dengan sadar bermain judi, kata Nailul, artinya mereka melanggar aturan yang diatur negara. "Mereka tidak bisa disebut korban," kata dia, saat dihubungi Tempo pada Rabu, 19 Juni 2024.
Menurut dia, seseorang bisa disebut korban jika mereka tertipu dengan dalih investasi yang ternyata di baliknya ada praktik judi online. Pemain judi menurut Nailul tak bisa dikategorisasi sebagai penerima bansos lantaran kriteria penerima bansos adalah masyarakat yang masuk kategori miskin atau kurang mampu.
Menurutnya, para pemain judi online ini mempunyai dana deposit slot. Artinya secara keuangan, mereka memiliki pasokan pendapatan. "Makanya harus dilihat lagi data kemiskinan yang terbaru. Apakah mereka layak disebut miskin atau miskin ekstrem," tutur dia.
Peneliti senior Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Etika Karyani khawatir pemberian bantuan sosial kepada penjudi dan keluarganya hanya akan menimbulkan masalah baru.
"Dikhawatirkan dana bansos ini malah dipakai buat judi lagi," kata Etika saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan, pada Rabu, 19 Juni 2024.
Dia menjelaskan alasan pelaku judi online dan keluarganya tak boleh diberikan bantuan sosial karena dapat dilihat sebagai bentuk pengakuan terhadap perbuatan ilegal.
Bantuan yang akan disalurkan kepada pelaku judi online dan keluarganya itu, menurut Etika, bakal memunculkan kecemburuan sosial. Ia juga menyebutkan pemberian bansos juga tidak mengatasi sumber masalah karena bukan target bantuan dan ada unsur kemalasan pemerintah mengatasi masalah judi online.
Risiko lebih besar dari pemberian bansos ke keluarga pelaku judi online adalah semakin terbukanya peluang judi online untuk semakin merajalela. Sebab, terkesan pemerintah seperti melegalkan judi online dan tindak kriminalitas. Padahal pemberian bansos itu juga akan membuat beban negara bertambah. "Ini tidak memutus rantai judi online," ucap dia.
Dosen program studi ilmu Sosiologi Universitas Negeri Jakarta, Asep Suryana, menjelaskan bansos yang dimaksud oleh Muhadjir ini sebagai bentuk perlindungan ekonomi. Akademisi lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, selain perlindungan ekonomi, pemerintah juga harus aktif merehab korban judi online.
“Judol itu kan ada problem psikososial. Kalau orang kecanduan judi online dia akan berusaha menyenangkan sendiri nggak berpikir panjang,” kata Asep dihubungi pada Selasa, 18 Juni 2024. “Kalau menguras harta sampai jatuh miskin, maka negara harus intervensi supaya keluarga dan anak bisa hidup layak.”
Asep mengatakan seharusnya pemerintah tidak melihat judol hanya sebagai sebuah kerikil ‘masalah sosial’, melainkan persoalan mendasar kehidupan bernegara. Sosiolog UNJ mengingatkan pemerintah juga perlu melakukan langkah yang lebih sistematis dengan penguatan regulasi, selain membuat unit yang sifatnya sementara.
Klarifikasi Menteri Muhadjir
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengklarifikasi soal pernyataannya yang menyebut korban judi online bisa mendapat bantuan sosial. Menurut dia, bansos bukan diberikan kepada penjudi online, tetapi mereka yang mengalami kerugian akibat penjudi.
"Kerugian itu bisa material, finansial, dan psikososial," kata dia di Kantor Kemenko PMK, pada Rabu, 19 Juni 2024.
Ia mencontohkan kasus polisi wanita (polwan), Fadhilatun Nikmah yang membakar suaminya sendiri yakni Briptu Rian Dwi Wicaksono, pada Sabtu, 8 Juni 2024. Kasus itu diduga dipicu karena korban menggunakan gajinya untuk judi online.
Muhadjir menjelaskan, sang istri sebenarnya bisa masuk kriteria penerima bantuan sosial lantaran merupakan korban yang mengalami masalah psikis akibat suaminya yang diduga seorang penjudi online.
Menurut penelusuran dan pengamatannya dari orang-orang terdekat mereka, Muhadjir menduga bahwa sang istri telah mengidap depresi sejak lama. "Itu kan mereka berkawan, pacaran sejak SMA. itu kemungkinan sudah mengalami depresi berat dan konfliknya dia mengalami tekanan sudah sangat lama dan itu adalah ledakannya," ucapnya.
Presiden Jokowi Tegas Menolak
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan bahwa tidak akan ada bantuan sosial atau Bansos dari pemerintah untuk penjudi online. “Nggak ada, nggak ada (Bansos untuk pelaku judi online),” kata Jokowi usai meninjau Program Bantuan Pompa Air, Karanganyar, 19 Juni 2024, dikutip dari keterangan video.
Pernyataan Jokowi itu menanggapi polemik tentang wacana pemerintah untuk memberikan Bansos pada keluarga pelaku penjudi online. Wacana tersebut sempat menuai polemik karena pada dasarnya judi adalah perbuatan melanggar hukum.
Pemerintah menytakan bertekad memberantas judi online dengan membentuk Satgas Pemberantasan Perjudian Online. Kementerian Komunikasi dan Informasi sejak 17 Juli 2023 hingga 13 Juni 2024 telah memblokir 2.945.150 konten judi online.
Namun harus diakui, situs judi online terus tumbuh dan bermunculan.
Wacana pemberian bantuan sosial atau Bansos untuk pelaku judi online awalnya dilempar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada Kamis, 13 Juni 2024. Warganet heboh di media sosial menanggapi ide tersebut.
Gagasan pemberian Bansos untuk keluarga penjudi online menjadi salah satu materi yang diusulkan Kemenko PMK dalam persiapan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Online. Muhadjir sebagai Menko PMK berkapasitas sebagai Wakil Ketua Satgas Pemberantasan Perjudian Online yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto dalam struktur tim ad hoc tersebut.
IKHSAN RELIUBUN | AISYAH AMIRA WAKANG | DANIEL A FAJRI
Memasuki peringatan yang ke-77, kemerdekaan Republik Indonesia memiliki makna dan konteks kekinian yang relevan dengan perubahan zaman. Di tengah berbagai lingkup tantangan yang masih berlangsung, masyarakat dan bangsa Indonesia harus tetap setia menjaga dan memaknai kemerdekaan.
Presiden Joko Widodo meresmikan langsung selesainya renovasi masjid tersebut pada Kamis, 7 Januari 2021, di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta. Renovasi besar masjid yang dimulai sejak Mei 2019 lalu telah selesai. Masjid kebanggaan umat tersebut kini bersolek lebih indah selepas 42 tahun berdirinya.
Foto: Kris dan Muchlis Jr – Biro Pers Sekretariat Presiden